Kekuatan Petir yang Tersembunyi

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Sabtu, 01 Oktober 2011 0 komentar



Kekuatan Petir yang Tersembunyi


Petir sering terlihat di saat cuaca mendung atau ketika sedang hujan badai. Coba sekali-sekali kamu perhatikan di malam hari, saat hujan deras, langit tiba-tiba menyala, tak lama kemudian disusul oleh suara menggelegar. Suara itu membuat kita sering menutup telinga kita, bahkan membuat kita bersembunyi ditempat yang menurut kita cukup terlindungi. Mengapa? Karena petir bisa menyambar benda-benda di sekitarnya dan ditempat yang tinggi. Misalnya pohon kelapa atau tiang listrik.

Petir bisa menyebabkan kematian, seperti pernah terjadi di Batam. Ketika seseorang sedang bermain golf di lapangan terbuka, ia tiba-tiba tersambar petir. Sangat dahsyat ya... Nah, sekarang, teman-teman ingin tahu mengapa suara petir menggelegar sampai menerangi langit? Atau teman-teman ingin tahuDalam ilmu fisika, satu kilatan petir adalah cahaya terang yang terbentuk selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai. Petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer – masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah – mencapai tingkat tinggi. Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt.

Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius. Panas yang dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celcius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar

Sebuah sambaran petir berukuran rata-rata memiliki energi yang dapat menyalakan sebuah bola lampu 100 watt selama lebih dari 3 bulan. Sebuah sambaran kilat berukuran rata-rata mengandung kekuatan listrik sebesar 20.000 amp. Sebuah las menggunakan 250-400 amp untuk mengelas baja. Kilat bergerak dengan kecepatan 150.000 km/detik, atau setengah kecepatan cahaya, dan 100.000 kali lipat lebih cepat daripada suara Kilatan yang terbentuk turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam.

pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalam waktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awan dalam tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga setengah detik. Suara gemuruh yang mengikutinya disebabkan oleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya, udara tersebut memuai dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, meskipun gelombang kejutnya kembali ke gelombang suara normal dalam rentang beberapa meter. Gelombang suara terbentuk mengikuti udara atmosfer dan bentuk permukaan setelahnya. Itulah alasan terjadinya guntur dan petir yang susul-menyusul.

Petir berarus listrik terbesar
Sebuah majalah ‘Intisari’ pernah mengungkapkan bahwa petir berarus listrik terbesar terdapat ditepatnya di daerah Depok. Penelitian yang disponsori PLN Cabang Depok, pada bulan April, Mei dan Juni 2002, dengan menggunakan teknologi lighting position and tracking system, itu untuk mengenali perilaku petir di wilayah kota di selatan Jakarta. Tak disangka, para peneliti mendapati arus petir negatif berkekuatan 379,2 kA (kilo Ampere) dan petir positif mencapai 441,1 kA. Dengan kekuatan arus sebesar itu, petir mampu meratakan bangunan gedung yang terbuat dari beton sekalipun. Selama ini,Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan sambaran petir cukup tinggi. Kondisi meteorologis memang sangat ideal bagi terciptanya petir. Tiga syarat pembentukan petir – udara naik, kelembaban, dan partikel bebas atau – terpenuhi dengan baik di Indonesia sebagai negara maritim.

Dalam majalah edisi Desember 2000, disebutkan bahwa bumi bisa diibaratkan sebagai kapasitor. Antara lapisan ionesfer dan Bumi, jika langit cerah, ada arus listrik yang mengalir terus-menerus, dari ionosfer yang bermuatan positif ke Bumi yang bermuatan negatif. Tapi Bumi tidak terbakar, karena ada awan petir yang bermuatan listrik positif maupun negatif sebagai penyeimbang. “Yang positif turun ke Bumi, dan yang negatif naik ke ionosfer.
Ketika langit berawan, tidak semua awan adalah awan petir. Hanya awan cumulonimbus yang menghasilkan petir. Petir terjadi karena pelepasan muatan listrik dari satu awan cumulonimbus ke awan lainnya, atau dari awan langsung ke Bumi.

Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita akan memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja oleh Sang Pencipta. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan khusus oleh sang pencipta.

Mencari Kerabat Sistim Tata Surya Kita

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Minggu, 25 September 2011 0 komentar



Mencari Kerabat Sistim Tata Surya Kita

Sepanjang peradaban sejarah, manusia telah melakukan pengamatan benda-benda langit selama kurang lebih 5000 sampai 6000 tahun. Hal ini menandakan ketertarikan manusia dengan ilmu astronomi dan keingintahuan untuk mencari jawaban dari berbagai pertanyaan terutama yang berkaitan dengan kehidupan di tempat tinggal mereka, yaitu planet Bumi. Pertanyaan-pertanyaan mendasar sekitar kehidupan di planet Bumi yang sampai saat ini belum bisa terjawab keseluruhan secara ilmiah diantaranya adalah:
1.    Bagaimanakah proses terbentuknya sistim Tata Surya, yang meliputi Matahari sebagai bintang induk dan planet-planet yang mengelilinginya.
2.    Syarat apakah supaya Bumi dan planet-planet lainnya bisa terbentuk? Apakah proses pembentukannya sama untuk planet yang besar (planet gas raksasa) dan planet yang kecil (planet batuan).
3.    Apakah ada sistim Tata Surya lain yang mirip dengan Tata Surya kita? Apakah ada planet lain yang serupa dengan Bumi kita?
4.    Apakah yang akan terjadi dengan Bumi dan planet-planetnya setelah sang bintang induk memasuki proses evolusi lanjutan sebelum kehidupannya berakhir.
Ilustrasi ekstra solar planet. Kredit : MPIA

Dari pertanyaan-pertanyaan inilah kemungkinan besar penelitian planet ekstra solar (planet di luar sistim Tata Surya kita) itu lahir. Planet ekstra solar sering disingkat dengan Exoplanet. Walaupun berbagai usaha untuk memberikan jawaban telah dimulai lebih dari 2000 tahun yang lalu oleh beberapa ahli filosofi dunia (misalnya bangsa Yunani kuno), baru sekitar awal 1990 dunia ilmu pengetahuan mendapatkan titik cerah untuk menyingkap rahasia kecil alam semesta kita, yaitu ditemukannya planet-planet lain selain di Tata Surya kita.
Sangatlah menarik melihat sejarah perkembangan planet ekstra solar, dimana penemuan-penemuan planet-planet tersebut bermula dari bintang yang sudah berakhir riwayatnya atau sudah hampir di taraf akhir proses evolusinya.  Baru kemudian ditemukan planet di bintang-bintang yang masih muda, atau bahkan baru bintang-bintang yang baru lahir. Penemuan planet ekstra solar yang pertama adalah di tahun 1992 di sekitar bintang netron (disebut pulsar), yang merupakan sisa-sisa bintang setelah proses evolusinya berakhir. Kemudian diikuti penemuan planet ekstra solar di sebuah raksasa merah Gamma Cephei, walaupun temuan ini baru dikonfirmasikan 10 tahun kemudian. Baru pada tahun 1995 dimulai ditemukannya planet-planet ekstrasolar di sekitar bintang-bintang yang serupa dengan Matahari. Mulai pada tahun 2007 ditemukan planet-planet di sekitar bintang yang masih muda. Jadi ada kesan sedikit, bahwa proses penemuan-penemuan planet agak terbalik dengan kronologi taraf evolusi bintang itu sendiri. Hal ini tidak lain disebabkan oleh tingkat kesulitan metode yang digunakan dan instrumen-instrumen yang tersedia.
Lalu bagaimanakah kita bisa menemukan planet ekstrasolar?
Pada dasarnya, metode penemuan planet ekstrasolar bisa dibagi menjadi dua, yaitu metode pendeteksian tidak langsung dan pendeteksian secara langsung. Teknik pendeteksian secara tidak langsung yang saat ini sering digunakan adalah:
  1. Pengukuran kecepatan radial. (www.seram-project.net)
  2. Pengukuran astrometri (mengukur posisi bintang dengan ketepatan tinggi). (www.espri-planet.com)
  3. Proses gerhana oleh planet yang lewat di depan muka bintang (planetary transit).
  4. Pengukuran mikrolensing
Sedangkan proses pendeteksian langsung yaitu dengan pengambilan gambar (citra) planet, yang disebut dengan direct imaging method.
Metode-metode yang ada tersebut telah mengalami pengembangan yang pesat di dua dekade terakhir ini, sehingga semua teknik tersebut mulai membuahkan hasil-hasil positif, yaitu penemuan planet ekstra solar itu sendiri. Sebelum tahun 2003 hanya metode pengukuran kecepatan radial and planetary transit yang dapat digunakan. Saat ini direct imaging sudah dapat mendeteksi planet-planet tertentu, dimana jarak bintang induk dan planetnya agak jauh, yaitu sekitar 50 AU (satuan astronomi, yaitu 50 kali jarak Matahari ke Bumi, atau 10 kali jarak Matahari ke planet Yupiter).
Sedangkan metode klasik pengukuran kecepatan radial dan planetary transit lebih efisien untuk menemukan planet-planet yang jaraknya sangat dekat dengan bintang induknya, yaitu hanya sekitar 1 hingga 10 persen dari jarak Bumi ke Matahari (1 satuan astronomi – 1 AU).
Uniknya, untuk planet-planet yang berjarak medium, dimana metode astrometri adalah yang paling tepat, teknologi yang dibutuhkan yaitu microsecond astrometry, belum terwujud seluruhnya dan baru kemungkinan akan diterapkan beberapa tahun mendatang. Oleh sebab itu, planet-planet dengan jarak 5-50 unit astronomi masih belum atau sangat jarang ditemukan.
Diharapkan dalam waktu dekat, kita akan dapat mendeteksi planet-planet dengan berbagai jarak ke bintang induknya (dekat, sedang dan jauh) secara keseluruhan. Hal ini diperlukan untuk melakukan sejenis sensus sistim Tata Surya dimana akan dihitung secara statistik, seperti apakah sistim Tata Surya yang paling sering terbentuk di alam semesta. Dan juga bisa dicari, sistim Tata Surya mana yang mirip dengan sistim Tata Surya kita. Seandainya ada yang mirip dengan sistem Tata Surya Matahari, maka bisa diperkirakan adanya kemungkinan planet-planet yang serupa dengan Bumi di sistim tersebut.
Sampai sekarang sudah ditemukan lebih dari 400 planet ekstrasolar. Diperkirakan sampai dengan akhir tahun 2010 angka 500 akan ditembus dengan penemuan-penemuan baru yang dicapai oleh teleskop-teleskop ruang angkasa KEPLER, COROT dsb. Dengan demikian bidang penelitian planet ekstra solar akan memasuki tahap boom berikutnya.
Agaklah mengejutkan bahwa sebagian besar dari penemuan planet-planet ekstrasolar  adalah planet yang disebut sebagai  hot Jupiter, yang artinya, planet-planet raksasa berjarak sangat dekat dengan bintang induknya. Hal ini tentunya merupakan tantangan yang besar bagi para ilmuwan untuk menelaah kembali teori proses pembentukan Tata Surya. Para ilmuwan sebelumnya tidak mengira bahwa planet-planet raksasa bisa berada dalam jarak yang sangat dekat dengan sang bintang induk, dan mengira planet-planet tersebut hanya berada dalam jarak yang jauh, seperti halnya planet Yupiter di Tata Surya kita. Hanya sedikit sistim planet ekstra solar yang memiliki planet raksasa dengan jarak yang mirip dengan Yupiter kita.
Berbagai teori kemudian dikembangkan agar dapat menjelaskan hasil pengamatan yang ada. Namun tampaknya teori-teori tersebut baru berhasil mengungkap sebagian kecil proses pembentukan planet, dan masih terbatas pada bintang yang serupa dengan Matahari. Misalnya, teori pembentukan melalui proses pengendapan benda-benda kecil (core accretion model) masih membutuhkan pengembangan tertentu untuk mendapatkan jangka waktu yang tepat untuk membentuk planet. Sedangkan teori pembentukan melalui proses instabilitas gravitasi / graviational disk instability (artinya planet terbentuk dari kolaps materi disekitarnya seperti halnya proses pembentukan bintang), masih membutuhkan pengembangan tertentu untuk mendapatkan suhu yang cocok untuk proses membentuknya planet.
Tentu saja, teori-teori ini membutuhkan konfirmasi dari hasil nyata pengamatan. Oleh sebab itu akhir-akhir ini, para ilmuwan mulai mencari planet-planet di sekitar bintang-bintang yang masih muda.  Namun tampaknya hasil pengamatan dan pendeteksian planet di bintang-bintang muda ini belum bisa mengkonfirmasikan atau menjatuhkan teori yang satu maupun juga yang lainnya. Adalah sangat penting untuk mendapatkan sebanyak mungkin sistim Tata Surya berusia muda untuk memahami proses pembentukan planet, sehingga kelak kita juga dapat menjelaskan proses pembentukan Tata Surya Matahari.
Selain daripada itu para ilmuwan juga mencari planet-planet ekstra solar di sekitar bintang-bintang yang tidak serupa dengan Matahari. Tujuannya adalah untuk mempelajari proses evolusi Tata Surya supaya kita mendapatkan gambaran apa yang akan terjadi dengan Matahari dan planet-planetnya di tingkat evolusi berikutnya. Tentulah sangat menarik untuk mengetahui apakah Tata Surya kita (termasuk Bumi) merupakan hasil recycling generasi sebelumnya. Jika benar, apakah yang terjadi dengan bumi-bumi sebelumnya? Walaupun hal ini kedengarannya sangat spekulatif, namun dari hasil penelitian adalah sangatlah mungkin kalau bumi-bumi dapat terbentuk kembali setelah bintang induknya sedang dalam tahap evolusi akhir. Kita bisa melihat contohnya dari planet-planet di sekitar pulsar, yang telah disebutkan di atas.
Penelitian planet ekstra solar akan segera memasuki tahap exoplanet boom dengan tersedianya alat-alat pendeteksian yang semakin maju, baik dengan teleskop dari BumiBumi maupun dari ruang angkasa. Dengan demikian, sensus planet ekstrasolar akan mencakup lebih banyak lagi sistim-sistim Tata Surya. Mempelajari keberadaan dan jenis-jenis sistim Tata Surya lainya akan membuka jalan untuk menemukan Tata Surya yang dapat menyerupai sistim Tata Surya kita sendiri. Selain itu, kita juga mendapatkan gambaran, bagaimana planet-planet seperti Bumi kita terbentuk. Jawaban atas dua pertanyaan ini suatu saat sangat berguna untuk menjawab sebuah pertanyaan lama yang belum terpecahkan: apakah kita sendirian di alam semesta?

Tutorial 1

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Kamis, 22 September 2011 0 komentar


CARA MEMBUAT BERCAK


Dalam Tutorial Kali ini saya mencoba menjelaskan kepada anda bagaimana cara membuat suatu bercak noda, baik itu noda tinta, darah, noda bersejarah, kendaraan bernoda empat, halah! :D walaupun sebetulnya internet menyediakan secara gratis font symbol bercak-bercak tersebut, seperti WC Rhesus A, WC Rhesus B, etc.

Silahkan anda mengawalinya dengan membuat new file, kemudian buatlah sebuah lingkaran ( F7 ), untuk membuat suatu lingkaran anda cukup me-klik ctrl kemudian drag.
Untuk contoh, disini saya memakai diameter 831 pixel

setelah itu klik kanan object tersebut, pilih convert to curve, ini perlu dilakukan untuk mempermudah smudge brush nanti.

kemudian silahkan anda atur object lingkaran tersebut sedemikian rupa , sehingga terlihat seperti sebuah bercak yang jatuh dari atas
saya membuatnya seperti ini :

kemudian pilih smudge brush dan isi enter a fixed value for tilt setting dengan nilai 90






setelah itu anda bisa merubah bentuk object tersebut sedemikian rupa dengan shape tool





dan inilah hasil akhir dari penjelasan tutorial ini.

Ruang Angkasa Jurassic

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Rabu, 21 September 2011 0 komentar

Ruang Angkasa Jurassic, Ketika Galaksi Kuno Ditemukan

Pernahkah kamu membayangkan menemukan dinosaurus di halaman belakang rumahmu? Inilah yang dialami para astronom. Mereka menemukan sebuah kehidupan masa prasejarah di halaman belakang aka disekitar ruang antar galaktik.
Yang dilihat para astronom ini adalah sekelompok galaksi kuno kecil yang telah menungu selama 10 milyar tahun untuk bersatu. Galaksi yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan tersebut tengah berada pada tahap membentuk galaksi elips yag besar.
Galaksi-galaksi kuno yang tengah berinteraksi. 
Kredit : Hubble/NASA
Sebenarnya pertemuan antar galaksi katai bukanlah hal yang aneh. kejadian ini umum terjadi dan secara normal bisa dilihat pada jarak milyaran tahun cahaya, yang juga menandakan kejadian pertemuan dan penggabungan itu terjadi milyaran tahun yang lalu. Yang menarik, galaksi yang merupakan anggota keluarga Hickson Compact Group 31, berada cukup dekat hanya 166 juta tahun cahaya. 
Komposisi dalam citra Hickson Compact Group 31 yang diambil Hubble terdapat 4 galaksi yang sedang berinteraksi.
Citra yang ditangkap Hubble ini sekaligus menjadi jendela informasi apa yang terjadi di masa lalu kala galaksi-galaksi besar terbentuk dari kelompok yang lebih kecil.
Interaksi Antar Galaksi
Selama beberapa dekade, para astronom telah mengetahui bahwa galaksi katai mengalami tarik menarik satu sama lainnya. Bentuk spiralnya yang klasik pada akhirnya mengalami tarikan dan mendorong keluar aliran panjang gas dan debu. Obyek paling terang yang ada dalam citra Hubble merupakan 2 galaksi katai yang sedang bertabrakan. Keseluruhan sistem tersebut bersinar terang oleh badai api bintang yang lahir. Badai api tersebut dipicu oleh gas hidrogen yang mampat sebagai akibat pertemuan pada jarak terdekat di antara galaksi, sehingga akhirnya runtuh membentuk bintang baru.
Informasi yang dapat diungkap dari hasil pengamatan Hubble menjadi sangat penting, karena disinilah petunjuk akan kisah interaksi kelompok galaksi. Kisah yang membawa para astronom untuk dapat menentukan kapan pertemuan akan dimulai serta bisa memprediksikan penggabungan yang akan terjadi di masa depan.
Sebenarnya para astronom sudah mengetahui keberadaan sistem ini beberapa waktu lalu karena bintang tertua pada beberapa gugus bola berusia 10 milyar tahun. Sebagian besar galaksi katai berinteraksi milyaran tahun lalu. Namun galaksi-galaksi tersebut baru mulai bersama untuk pertama kalinya. Dan kejadiannya pun belum lama, sekitar beberapa ratus juta tahun. Hanya sekejap mata dalam sejarah kosmik.
Kumpulan Bayi Bintang
Dalam kelompok yang padat ini, kemanapun para astronom melayangkan pandangan untuk mengamati, mereka justru menemukan kumpulan gugus bintang yang masih bayi serta area yang diisi dengan kelahiran bintang.
Teleskop Hubble mengungkapkan pada gugus yang paling terang, setiap kelompok memiliki setidaknya 100000 bintang, dan usianya kurang dari 10 juta tahun. Keseluruhan sistem kaya dengan gas hidrogen, materi yang membentuk bintang. Dengan menggunakan Hubble’s Advanced Camera for Surveys, para astronom berhasil mengungkap keberadaan gugus yang paling terang dan muda sehingga bisa dihitung usianya, sejarah jejak pembentukannya serta bisa menentukan kalau galaksi tersebut sedang berada dalam tahap akhir pembentukan galaksi yang lebih besar.
Keempat galaksi yang sedang berinteraksi tersebut termasuk berukuran kecil jika dibandingkan Awan Magellan Besar, satelit dari Bima Sakti. Kecepatannya terhadap satu sama lainnya diperkirakan cukup lambat hanya sekitar 60 km/detik. Jarak keempat galaksi tersebut juga relatif dekat hanya 75000 tahun cahaya satu sama lainnya, bahkan keempatnya cukup jika dimasukkan dalam galaksi Bima Sakti.
Tapi mengapa sistem ini butuh waktu lama untuk saling berinteraksi? Diperkirakan hal ini disebabkan keempat galaksi tersebut berada pada area dengan kerapatan rendah di alam semesta, atau bisa dikatakan di area pedesaan. Akibatnya untuk bisa bersama, dibutuhkan waktu yang lebih lama dibanding galaksi di area yang lebih rapat.
Sumber : Hubblesite



To The Tune of
Intoxicated Under The Shadow of Flowers
The Double Ninth Festival
  
 
Light mists and heavy clouds,
melancholy the long dreary day,
In the golden censer
the burning incense is dying away.
It is again time
for the lovely Double Ninth festival;
The coolness of midnight
penetrates my screen of shear silk
and chills my pillow of jade.
 
After drinking wine after twilight
under the chrysanthemum hedge,
My sleeves are perfumed
by the faint fragrance of the plants.
Oh, I cannot say it is not enchanting,
Only, when the west wind stirs the curtain,
I see that I am more gracile
than the yellow flowers.
 
 
 
 
Poem By Li Qingzhao   tr. Lucy Chow Ho
 







COba-coba

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha 0 komentar


Kisah Cintaku

Apalah arti kekayaan jika cinta yang menyebabkan aku merindu tak kumiliki.

Apalah Arti Istana yang megah, bila tak ada tempat untuk jiwaku berteduh dan bersandar

Untuk apa dikelilingi putri-putri raja, bila cinta yang telah ku rasakan telah memenjarakan hatiku, dan telah membutakan mataku atas segala keindahannya.

Engkaulah kekasih yang menjadi inspirasi dan penghias mimpi malamku…Aura wujudmu benar-benar mempesona, jikalau matahari tak terbit , cukuplah wajahmu yang menggantikan sinarnya. Bila rembulan enggan datang dimalam hari, kelembutanmu sudah cukup untuk merebahkan bumi dipangkuan indahmu.

Engkau adalah ilham bagiku untuk memetik dawai gitar, menjalin syair cinta nan indah hingga menjadi doa-doa akan harapan dan anugerah.

Pesona wajahmu bagai pusaran angin taufan yang bisa menghisap semua benda yang tertanam dibumi. Andaikata seorang pemuda tidak mampu menatap wajahmu , maka mendengar namamu saja sudah cukup untuk mengembalikan gairahnya yang hilang…

Dalam setiap lamunan aku meyakinkan diri , kekasih yang kudamba dapat menghadirkan senyum kebahagiaan dalam hatiku, menanggalkan kesedihan yang selalu membayang ,menjadi cahaya kehidupan serta pelipur lara bagi jiwaku.

Laksana kaum pencinta , airmataku yang bening dan jernih menetes karena merindukan kasih yang tak kunjung datang…

Dan kulihat disana -disaat dirimu pergi, kumbang-kumbang pasti menemani , seolah ingin memungut sisa-sisa pesonamu , mereka berlomba-lomba menarik perhatian sang bunga, diantara mereka ada yang berusaha memenangkan cinta dalam penyamaran adapula berterus-terang dalam “ketelanjangan”… mereka hendak berusaha menawan hati bunga nirwana itu.

Sejak pertama kali aku melihat pancaran cahaya keindahan itu, jiwaku langsung bergetar…Kurasakan keharuman cinta telah menghancurkan ketenangan jiwaku…tiada yang melintas dalam anganku selain keindahan mata cinta dan tiada suara yang lebih merdu daripada suara cinta…

Saat menatap wajahmu , seolah ribuan kata ingin keluar dari bibirku, namun apalah daya bibir tak mampu mampu bergerak untuk melukiskan keagungan cinta. Nyala api asmara dalam hatiku semakin lama semakin berkobar, kebiasaanku kini hanya melamun dan merangkai syair yang menceritakan segala tentangmu…

Duhai kekasih….disaat cinta telah mengakar didalam jiwa, serta dari waktu ke waktu cinta itu telah tumbuh subur dikedalaman hati, kuingin rasa itu hanya kita yang tahu…tahukah engkau kekasih, tidak ada obat yang mujarab mengobati luka bila tertusuk duri asmara…maka hargailah dia yang mengasihimu dan diriku yang mencintaimu .

Duhai kekasih hati, dirimu telah kuikat sebagai tawanan cinta diseberang lautan, dimana tiada suatu wujudpun yang dapat menyembunyikan dirimu dari jiwaku…

Melalui pancaran mata, jiwa kita seolah menyatakan tidak ingin berpisah , Engkaulah pasangan bagi jiwaku, ruh yang kekal dan abadi…bila panah cinta telah menghujam hati dan jantung- disana engkau akan mendengar suara bathin kita melantunkan bait-bait cinta yang dihiasi oleh senyum dan tangis rindu….

Disaat jiwa kita merasa malu-malu menggapai cinta, lidah terasa kelu,dan tiada kata yang terucap dari bibir, disitulah cinta memandang dari kedalaman jiwa, ..disaat kita saling menatap, maka sabda jiwa kita -tak mampu menyembunyikan cinta dari hati.

Dalam cinta keindahan menyimpan kepahitan, dan dalam setiap kegetiran terdapat selubung kebahagiaan.

Rasa dimana kita tak dapat membedakan lagi antara siang dan malam, seolah kita berada dalam taman surgawi yang terbebas dari ruang dan waktu…


Bagi dirinya- diriku adalah pantulan jiwanya ,adakah yang dapat diperbuat dari seorang gadis yang telah ditawan api cinta yang hatinya telah tercuri,selain ingin bertemu dengan si-pencuri hati. Yang Syair-syairnya bernyanyi laksana kidung surgawi dan berbisik kedalam telinganya bagai hembusan angin nan lembut , yang membuatnya terhanyut dalam simponi kerinduan atau laksana gelombang laut yang menghanyutkan bahtera jiwanya didalam lautan perasaannya yang tak bertepi dan berdasar..

Wahai kekasih hati, berjanjilah pada keagungan cinta agar sayapmu dapat terbang bebas dan melayang bersama ketulusan cinta, walau banyak racun yang harus kita teguk …

Atas nama cinta , racun yang pahit pun terasa manis….

Bertahanlah kekasihku, dunia diciptakan untuk kaum pencinta…Dunia ada karena cinta….cinta adalah pembebas dari segala belenggu…dan jiwa pencinta akan memberi kehidupan baru bagi kehidupan yang lain.

Itulah hakekat dan kisah cintaku kekasih, kuceritakan segala isi hati dan tak ada yang kusembunyikan….agar engkau tahu, pintu-pintu hatiku selalu terbuka untukmu… diujung rindu dan harap-aku selalu menanti kehadiranmu…dan aku yakin semilir angin akan mengabarkan dan membisikkan semua ini kepadamu.Yang menceritakan segala hal tentangmu dan tentangku…

Keep Healthy

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Selasa, 20 September 2011 0 komentar


Salam hangat sobat blogger. Kali ini ingin memeberi sebuah info tentang kebiasaan makan kita sehari-hari. Pernahkah sobat sehabis makan atau saat sedang makan, sebagai minumnya adalah es buah atau minuman dingin? ternyata kebiasaan kita makan sambil minum dengan air yang dingin tidak baik untuk kesehatan.  Beberapa waktu yang lalu, teman saya memberitahukan saya bahwa kebanyakan minum es bisa mengakibatkan terkena serangan jantung. Ah, apa iya?Padahal itu adalah kebiasaan saya untuk makan plus hidangan minuman yang dingin.  Minum es memang nikmat. Apalagi jika cuaca panas pada siang hari. Tenggorokan yang kering ini rasanya maknyos terkena dinginnya air es. Segar rasanya.
Lantas kenapa minum es setelah makan bahaya? Minum es memang segar tapi air itu akan membekukan makanan berminyak yang kita santap, apalagi makanan berlemak. Lemak itu akan terbentuk dalam usus dan akan mengakibatkan sempitnya saluran-saluran pencernaan kita. Jika lemak berkumpul maka akan mengakibatkan kegemukan. Biasanya orang yang terlalu gemuk akan mudah diserang berbagai penyakit. Terutama penyakit jantung. Oleh karena itu minumlah air hangat setelah menyantap makanan. Karena air panas akan mencairkan segala makanan berlemak sehingga mudah diserap tubuh. Jika kita terlalu gemuk, waspadalah akan serangan jantung.
Biasanya serangan jantung mulai terasa pada tangan sebelah kiri. Lalu merambat sedikit-demi sedikit ke bagian atas dada. Mungkin pada awalnya tidak begitu terasa. Tanda-tanda lainnya adalah rasa capai/lelah dan berkeringat. Konon menurut ilmu kedokteran, 60 % pengidap sakit jantung tidak bangun setelah tidur. Bagi penggemar es, tetap boleh meminum es asalkan tidak terlalu banyak dan berlebihan. Dan yang penting adalah minum air panas/hangat setelah makan.
Ternyata ada kebiasaan baik yang dilakukan oleh orang Cina dan Jepang, yaitu minum air panas/hangat sewaktu makan. Seperti yang saya utarakan diatas, air hangat dapat menyairkan lemak yang kita makan tadi, jika kita minum air dingin tentu lemak yang ada di makanan yang kita makan tadi akan lebih cepat membeku. Semoga bermanfaat untuk anda.
Keep healthy

Selamat Datang Komet PanSTARRS

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Senin, 27 Juni 2011 0 komentar

Sebuah komet baru saja berhasil diidentifikasi meski masih berada pada jarak yang sangat jauh dari Bumi. Komet tersebut baru akan mencapai perihelionnya, yakni titik terdekat terhadap Matahari, dalam 1,5 tahun mendatang dan berpeluang menjadi salah satu komet tercerlang dalam sepuluh tahun terakhir khususnya setelah kemunculan komet McNaught di 2007 silam.
Adalah teleskop Pan–STARRS 1 di Haleakala, Maui (Hawaii) yang pertama kali mendeteksi komet ini pada 6 Juni 2011 lalu saat menjalankan tugas rutinnya melacak eksistensi asteroid–asteroid dekat Bumi yang berpotensi bahaya. Teleskop bergaris tengah 180 cm yang dilengkapi kamera CCD 1,4 gigapiksel (terbesar di dunia) yang ultrasensitif dan bekerja secara otomatis dengan mengambil gambar setiap 45 detik sekali berhasil merekam komet ini sebagai benda langit asing dalam 4 citra, masing–masing berukuran 3 gigabit. Meski benda langit asing tersebut sangat redup dengan magnitud visual +19,4 namun menampakkan pola yang khas komet. Berdasarkan tatanama IAUC, komet ini kemudian dinamakan sebagai komet C/2011 L4 (PANSTARRS).
 
Citra penemuan komet C/2011 L4 (PANSTARRS). Komet ditandai dengan panah. Kredit foto : Space.com, 2011
Konfirmasi penemuan ini dilakukan oleh tim Remanzacco Observatory melalui teleskop reflektor bergaris tengah 35 cm dilengkapi kamera CCD yang terpasang di pos observasi Tzec Maun, Mayhill (AS) sehari kemudian. Dengan 14 citra tanpa filter yang kemudian melewati proses stacking, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) dikenali sebagai obyek baur nan redup dan sudah menunjukkan aktivitas coma (kepala komet) sehingga memiliki bentuk lonjong (elongasi) ke arah timur laut. Rangkaian observasi berikutnya yang dilakukan oleh berbagai observatorium menyimpulkan bahwa komet C/2011 L4 (PANSTARRS) merupakan komet hiperbolik (eksentrisitas > 1) dengan inklinasi orbit 85o dan perihelion 0,3 AU (45 juta km) yang akan dicapainya pada 11+ 8 Maret 2013 mendatang. Perihelion ini demikian pendek sehingga akan memasuki medan pandang satelit pengamat Matahari seperti SOHO maupun STEREO A dan B.

Bukan komet kiamat
Apa yang menarik dari komet C/2011 L4 (PANSTARRS) ini adalah peluangnya menjadi komet cerlang. Ada dua faktor yang mendukungnya. Pertama, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) ditemukan tatkala masih berkelana menyusuri orbitnya di antara orbit Jupiter dan Saturnus. Terhadap Matahari, komet ini masih berjarak 7,9 AU pada saat ditemukan. Sedangkan terhadap Bumi, komet ini masih berjarak 6,9 AU. Hal ini mengindikasikan bahwa inti komet C/2011 L4 (PANSTARRS) cukup besar sehingga sudah bisa dideteksi meski masih cukup jauh. Data dari 41 observasi menunjukkan inti komet C/2011 L4 (PANSTARRS) memiliki magnitud absolut 10,5 sehingga dengan asumsi albedonya 10 % maka diameter intinya kemungkinan 30 km. Situasi ini mengingatkan penemuan komet Hale–Bopp pada tahun 1995, yang saat itu juga masih lebih jauh dibanding Jupiter. Dua tahun kemudian komet Hale–Bopp menjadi salah satu komet tercerlang saat mendekati perihelionnya dan diketahui memiliki inti berdiameter 40 km, terbesar di antara komet–komet lainnya yang telah diketahui kecuali komet 95/P Chiron.
Yang kedua, perihelion komet ini cukup pendek sehingga tekanan angin Matahari yang diterimanya akan lebih kuat saat berada di perihelion. Dengan magnitud absolut komet +6 maka pada saat berada di perihelionnya komet C/2011 L4 (PANSTARRS) diestimasikan memiliki magnitud visual +2. Namun karena peningkatan kecerlangan komet dikontrol oleh tekanan angin Matahari, maka komet C/2011 L4 (PANSTARRS) berpotensi lebih cerlang dibanding estimasi tersebut akibat peningkatan aktivitas emisi gas dan debu di kerak intinya. Terlebih komet ini merupakan komet yang baru saja melanglang ke tata surya bagian dalam setelah dihentakkan keluar dari sarangnya semula di awan komet Oort. Sebagai komet baru, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) masih banyak mengandung senyawa–senyawa volatil di keraknya. Dua faktor ini yang membuat komet C/2011 L4 (PANSTARRS) berpeluang menjadi komet tercerlang dalam dasawarsa terakhir khususnya pasca kemunculan komet McNaught di tahun 2007 lalu.

Simulasi posisi komet C/2011 L4 (PANSTARRS) di antara planet–planet terestrial pada tata surya bagian dalam pada 10 Maret 2013 dengan titik pandang sejauh 2,3 AU dari Matahari. Kredit foto : Sudibyo, 2011
Yang jelas, dengan semua estimasi di atas, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) bukanlah komet kiamat alias tidak mempunyai potensi berbenturan dengan Bumi. Komet ini menempati titik terdekat dengan Bumi pada 5 + 8 Maret 2013. Pada saat itu jarak komet terhadap Bumi masih sebesar 1,09 AU atau sedikit lebih jauh dibanding jarak rata–rata Bumi–Matahari. Karena itu peluangnya untuk menumbuk Bumi adalah nol sehingga kehadirannya tidaklah perlu ditakuti. Justru sebaliknya komet ini bakal menyajikan pemandangan mengesankan di langit kita, terlebih karena lokasi terbaik untuk menyaksikan kedatangan komet ini adalah pada wilayah di sebelah selatan garis khatulistiwa. Maka, meski masih satu setengah tahun lagi mencapai perihelionnya, tak ada salahnya kita ucapkan selamat datang komet C/2011 L4 (PANSTARRS).
Catatan:
Untuk menambahkan data komet C/2011 L4 (PANSTARRS) pada Stellarium, silahkan buka file ssystems.ini di Stellarium dengan notepad dan tambahkan data berikut (copy and paste) pada ssystems.ini, lalu simpan:
[PANSTARRS]
name = PANSTARRS
parent = Sun
radius = 10
oblateness = 0.0
halo = true
color = 1.0,1.0,1.0
tex_halo = star16x16.png
tex_map = nomap.png
coord_func = comet_orbit
orbit_TimeAtPericenter = 2456329.3937
orbit_PericenterDistance = 0.337628
orbit_Eccentricity = 1.0
orbit_ArgOfPericenter = 331.2931
orbit_AscendingNode = 67.5247
orbit_Inclination = 59.95487
lighting = false
albedo = 1
orbit_visualization_period = 365.25
nyalakan stellarium dan posisi komet akan terlihat pada tampilan Stellarium.

Gerhana Bulan

Diposting oleh Jefri Nursetya Nugraha Rabu, 15 Juni 2011 0 komentar

Gerhana Bulan Total 
16 Juni 2011
 Tanggal 16 Juni 2011, masyarakat Indonesia bisa menikmati Gerhana Bulan Total (GBT) yang akan berlangsung mulai tengah malam sampai fajar menyingsing. Gerhana Bulan Total tanggal 16 Juni 2011 merupakan Gerhana Bulan pertama dari 2 Gerhana Bulan Total yang akan terjadi di tahun 2011. GBT kedua akan berlagsung di penghujung tahun yakni pada tanggal 10 Desember 2011.
 
Tahapan Gerhana Bulan Total 15 Juni 2011. Kredit : Fred Espenak / NASA

Gerhana bulan yang pertama di tahun 2011 terjadi saat Bulan berada di titik naik di selatan Ophiuchus sekitar 7ยบ dari Nebula Lagoon (M8). Bulan akan melintasi bayangan umbra Bumi dalam waktu yang cukup panjang yakni 100 menit dan Bulan akan melintas tepat di tengah bayangan Bumi. Gerhana Bulan yang seperti ini terakhir kali terjadi pada tanggal 16 Juli 2000 dan gerhana bulan berikutnya yang akan melintas di tengah bayangan Bumi baru akan terjadi lagi pada tanggal 27 Juli 2018.

 
Gerhana Bulan Seri Saros 130
Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011 merupakan bagian dari keluarga gerhana dengan siklus Saros 130, yang memiliki 71 seri gerhana yakni 15 gerhana  penumbral, 42 gerhana  sebagian, dan 14 gerhana total. Susunan gerhana dalam seri saros 130 adalah sebagai berikut :
1.       8 Gerhana Penumbral 
2.    20 Gerhana Sebagian 
3.    14 Gerhana Total
4.    22 Gerhana Sebagian 
5.    7 Gerhana Penumbral
 
Gerhana berikut yang berasal dari siklus Saros yang sama akan terjadi 18 tahun 11 hari 8 jam lagi. Maknanya adalah, kedua gerhana yang terpisah selama 1 periode saros (18 tahun 11 hari 8 jam) akan memiliki geometri gerhana yang sama. Atau dengan gerhana bulan seri saros 130 berikutnya yang akan terjadi 18 tahun 11 hari dan 8 jam lagi akan terjadi saat Bulan berada pada jarak yang hampir sama dari Bumi pada waktu yang sama di tahun saat terjadi gerhana seri saros sebelumnya.
Satu seri Saros memiliki 70 atau lebih gerhana Bulan dan akan berlangsung selama 12-15 abad. Gerhana Bulan dalam seri Saros 130 semuanya terjadi saat Bulan berada pada titik naik dan bergerak ke arah selatan dalam setiap Gerhana.
Seri 30 ini dimulai dengan Gerhana Bulan Penumbral 10 Juni 1416 dan baru akan berakhir pada tanggal 5 Agustus 2696 dengan Gerhana Penumbral. Durasi total seri Saros 125 ini berlangsung selama 1262.11 tahun.

Tahapan Gerhana
Secara keseluruhan, fasa gerhana total dari GBT tanggal 16 Juni 2011 akan berlangsung selama 100 menit. Waktu kontak antara Bulan dengan Bumi akan dimulai dengan Bulan memasuki bayangan Bumi dengan tahapan waktu :

Waktu Indonesia bagian Barat
·         Gerhana Penumbral dimulai : 00:24:34 wib
·         Gerhana Sebagian dimulai : 01:22:56 wib
·         Gerhana Total dimulai : 02:22:30 wib
·         Puncak Gerhana : 03:12:37 wib
·         Gerhana Total berakhir : 04:02:42 wib
·         Gerhana Sebagian berakhir : 05:02:15 wib
·         Gerhana Penumbral berakhir: 06:00:45 wib


Waktu Indonesia bagian tengah
·         Gerhana Penumbral dimulai : 01:24:34 wita
·         Gerhana Sebagian dimulai : 02:22:56 wita
·         Gerhana Total dimulai : 03:22:30 wita
·         Puncak Gerhana : 04:12:37 wita
·         Gerhana Total berakhir : 05:02:42 wita
·         Gerhana Sebagian berakhir : 06:02:15 wita
·         Gerhana Penumbral berakhir: 07:00:45 wita

Waktu Indonesia bagian timur
·         Gerhana Penumbral dimulai : 02:24:34 wit
·         Gerhana Sebagian dimulai : 03:22:56 wit
·         Gerhana Total dimulai : 04:22:30 wit
·         Puncak Gerhana : 05:12:37 wit
·         Gerhana Total berakhir : 06:02:42 wit
·         Gerhana Sebagian berakhir : 07:02:15 wit
·         Gerhana Penumbral berakhir: 08:00:45 wit

Pada saat puncak gerhana, magnitudnya mencapai 1,6998 dan jejak GBT ini akan tampak dari beberapa negara.

Lokasi pengamat yang dapat menyaksikan gerhana Bulan 16 Juni 2011. Kredit : Fred Espenak / NASA
Para pengamat dai bagian timur Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan bagian barat Australia akan dapat menikmati keseluruhan gerhana. Pengamat di Eropa, justru tidak akan dapat menikmati tahap awal gerhana karena GBT sudah berlangsung sebelum bulan terbit. Dan bagi pengamat di Asia Timur, bagian timur Australia dan Selandia Baru tidak dapat menikmati gerhana sampai selesai karena bulan sudah terbenam.

Fasa total dari GBT akan tampak dari seluruh benua kecuali Skotlandia dan Skadinavia Utara. Pengamat di Brazil, Uruguay dan Argentina juga masih dapat menyaksikan fasa total. Sayangnya pengamat di Amerika Utara tidak akan dapat menikmati GBT 15 Juni 2011.


Bagaimana dengan Indonesia ?
Pengamat di Indonesia bagian barat akan dapat menikmati gerhana dari awal hingga selesai. Sedangkan bagi pengamat di Indonesia bagian tengah dan timur tidak akan dapat menikmati keseluruhan gerhana, karena gerhana masih berlangsung saat bulan terbenam. Namun secara keseluruhan, fase gerhana total akan dapat dinikmati di seluruh Indonesia.
Mari menyaksikan Gerhana Bulan Total 15 Juni 2011 dari lokasi anda masing-masing.

Translate

Total Tayangan Halaman